Kegiatan membatik bersama antar siswa lintas agama di Jombang mendapat sambutan baik partai Golkar. Acara ‘Membatik Toleransi’ dalam rangka Haul Gus Dur ke 13 berlangsung di halaman Gereja GKI Kecamatan Jombang pada Jumat 13 Januari 2023 kemarin.
H. Maulana Syahiduzzaman, Wakil Ketua Bidang Kaderisasi dan Keanggotaan DPD Golkar Jombang mengungkapkan salut dengan semangat toleransi tersebut. Nilai toleransi yang pernah diajarkan oleh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dapat dipraktekkan oleh siswa lintas agama.
“Ini sebuah potret teladan sikap toleransi beragama sudah di tanamkan sejak dini di kabupaten jombang,” kata Gus Maulana sapaan akrab kader Golkar itu, Sabtu (14/1/2023).
Nilai toleransi antar umat beragama adalah ajaran mulia yang diwariskan Gus Dur. Ajaran yang lahir dari ancaman disintegrasi bangsa atau perpecahan karena provokasi konflik Suku Adat Ras dan Agama (SARA).
“Ini adalah Jariyah perjuangan seorang ulama besar dari Jombang buat bangsa Indonesia yaitu KH. Abdurrahman Wahid atau yang kita kenal dengan Gus Dur,” urainya.
Perlu diketahui, Ada sebanyak 80 siswa dan siswi bersama para guru pendidik dari 5 sekolah diwilayah Kabupaten Jombang terlibat dalam acara ‘Membatik Toleransi’. Diantaranya, SD Kristen beserta SMP Kristen Petra Kecamatan Jombang, dan MTs dan MA al-Hikam Kecamatan Diwek, bersama para murid di MI Islamiyyah, Kecamatan Perak.
Selain itu, agenda tersebut juga turut dihadiri oleh, Wakil Bupati Jombang, Sumrambah bersama perwakikan dari Dinas Pendidikan Jombang, Kantor Kementerian Agama Jombang, dan juga perwakilan organisasi lintasagama di Jombang.
“Kegiatan seperti ini akan terus dilaksanakan. Pertemukan siswa antaragama adalah kunci menanamkan toleransi. Disini toleransi tidak bisa hanya dikhotbahkan tanpa keteladanan,” ungkap Aan Anshori sebagai aktifis GUSDURian Jombang kepada wartawan.
Dalam kesempatan tersebut, Sumrambah, Wakil Bupati Jombang dalam sambutannya sangat mengapresiasi kegiatan ini sebagai upaya pendidikan progresif. Menurutnya setiap agama mengajarkankan nilai toleransi yang perlu diimplementasikan, salah satunya, melalui kegiatan sekolah.
“Kita perlu merawat nilai toleransi yang telah diwariskan Gus Dur. Apapun identitas kita, kita adalah saudara. Kita harus bergotong royong,” terang Mas Rambah sapaan akrab Wabup Jombang.
Sedangkan dikatakan oleh Kepala Sekolah Madrasah al-Hikam Diwek, Ika Maftuhah Mustiqowati, intoleransi perlu dicegah sejak dini. Sekolah harus berani mengambil inisiatif mempertemukan siswa/inya dengan kelompok lain.
“Upaya ini merupakan langkah konkrit mengajarkan toleransi siswa/siswi berbeda etnis dan agama untuk lebih saling mengenal dan bekerja sama,” papar Juara Favorit Kepala Madrasah berprestasi Kementerian Agama 2022 ini.
Hal senada juga disampaikan oleh Jecqeline Adriana selaku Kepala Sekolah SMP Kristen Petra, bahwa menekankan pentingnya kemerdekaan dalam pembelajaran toleransi kepada semua siswa.
“Kan sekarang sedang digalakkan Merdeka Belajar oleh Kemdikbud. Kita perlu menyambut baik, pertemuan siswa-siswi Kristen-Islam hari ini adalah bagian dari hal itu,” terang Adriana.
Perlu diketahui, para siswa siswi sebelum membatik bersama, semua siswa peserta diajak menyusuri lebih dekat komplek SD Kristen Petra, termasuk gereja yang ada di dekatnya.
Disitulah para murid-murid ini Islam mendapat kesempatan mengetahui lebih jauh tentang kekristenan dan gereja. Kemudian seusai memperkenalkan satu sama lainnya, mereka yang berkolaborasi membatik bersama ini dibagi menjadi 5 sampai 6 siswa siswi yang berbeda agama ini bersatu menghasilkan sebuah karya bersama di praktek membatik tersebut.